..<< = More Info = >>..

Wednesday, 22 October 2008

Bistik Lezat dari Sapi Berkualitas

DAGING sapi berkualitas baik menjadi penentu kelezatan bistik. Konon, cara sapi diternakkan turut berpengaruh pada kualitas daging yang dihasilkan.

Siapa tidak kenal bistik (beef steak)? Makanan yang identik dengan negeri Paman Sam ini begitu digemari di Indonesia. Umumnya orang Asia memang menganggap steak sebagai Western food.

Namun, steak bukan sekadar segumpal besar daging yang dipanggang. Tidak sembarang daging sapi dapat dibuat bistik lezat, sebab mutu dan bagian daging sapi turut menentukan hasil akhir kenikmatan bersantap bistik. Kobe beef, wagyu, matsusaka, US prime, Australia, dan New Zealand (NZ) adalah deretan teratas daging sapi pilihan.

Untuk mendapatkan bistik nan lezat tidak sematamata ditentukan oleh keahlian pengolahan sang chef di dapur. Usaha ini harus dimulai sejak di peternakan. Konon, demi mendapatkan daging sapi berkualitas premium, sapi-sapi ini dimanjakan sedemikian rupa.

Tak hanya kandang yang rajin dibersihkan, hewan memamah biak ini juga dimandikan secara teratur dan diberi servis pemijatan rutin. Wah, sungguh-sungguh "dibahagiakan".

Soal makanan, rumput yang diberikan sebagai pakan pun tidak boleh sembarang. Harus yang segar dan bersih. Yang luar biasa lagi, sejumlah peternakan berskala besar bahkan memberi pakan sapi-sapi ternakannya dengan menu khusus yang terdiri atas campuran biji-bijian seperti gandum, jagung, dan barley (sejenis gandum yang kerap dipakai dalam pembuatan bir).

Ranger Valley, sebuah peternakan sapi berskala besar yang berlokasi di New South Wales, Australia, menerapkan pola ini. Sapi-sapi ternak diberi makan biji-bijian (grain) selama 300 hari sebelum dipotong. Menurut Marketing and Sales Manager Ranger Valley, Leith Tilley, hitungan 300 hari ini sudah diteliti sebelumnya sebagai durasi yang tepat untuk mendapatkan daging sapi berkualitas dan empuk.

"Setelah 300 hari, akan terlihat peta pola guratan daging yang sesuai standar kualitas kami," tuturnya.

Tilley juga menjamin tidak adanya asupan hormon pertumbuhan (growth hormone) pada sapi-sapi ternaknya. Istilahnya, sapi-sapi ini murni diberi makan ala diet vegetarian.
(sindo//tty)

source : lifestyle.okezone.com

0 comments / Komentar:

Custom Search