..<< = More Info = >>..

Wednesday 22 October 2008

Opor Bumbu Komplet

MOMEN Idul Fitri memang sudah lewat. Namun, suasana hari raya belum sepenuhnya hilang. Apalagi jika Anda memilih memasak opor siang ini.

Opor ayam memang identik sebagai menu Lebaran. Menu berkuah putih dan bersantan ini biasanya menjadi "teman" ketupat yang merupakan panganan wajib Idul Fitri. Meski begitu, di luar hari raya, menu opor juga tetap enak disantap. Padanannya bisa diubah, yakni nasi, berikut menu pendamping lain seperti sambal goreng kentang dan telur pindang.

Bisa jadi jarang ada orang Indonesia yang tidak suka makan opor. "Maklum, rasanya enak apalagi kalau ada ketupat, bubuk kedelai putih, dan sambal goreng. Ini ciri rasa masakan Indonesia yang disukai semua lapisan sosial masyarakat karena kekentalan bumbunya," kata Suci Wulandari, salah seorang chef di Hotel Majapahit, kawasan Jalan Tunjungan, Surabaya.

Hotel Majapahit sendiri sengaja menawarkan menu paket opor, meski Idul Fitri sudah berlalu sepekan lamanya. Di sini, tepatnya di Indigo Restaurant & Bar, para tamu hotel dapat menikmati kembali menu khas Lebaran dengan lauk yang bervariasi dan tentu saja memiliki cita rasa tinggi. Ada nasi campur, opor ayam, telur pindang, sambal goreng kentang sosis, krengsengan daging, dan lodeh rebung.

Menurut Suci, opor buatan chef Hotel Majapahit hanya menggunakan sedikit santan dan kuah. Dengan begitu, bumbu rempahnya dapat lebih meresap ke dalam ayam. "Bumbu yang komplet dan harum membuat sajian opor ini serasi sebagai lauk nasi putih," ujarnya.

Suci tidak menampik bahwa proses memasak menu opor di hotelnya sama dengan mengolah opor ayam pada umumnya, yang kerap diberi tambahan daun so dan pete. Untuk menu telur pindang yang berwarna cokelat pekat, itu bukan dikarenakan proses perebusan hingga matang terlebih dulu, melainkan warna kental dari kecap.

"Mulanya tumis bawang putih dan bawang merah. Dirasa sudah harum, baru berikan kecap. Tunggu sampai mengental, lalu telur dimasukkan hingga bumbu-bumbunya meresap dan berubah warna," jelas chef kelahiran Surabaya, 28 Agustus 1976 itu.

Untuk lauk sambal goreng, Suci sengaja memberi tambahan udang dan sosis. "Jika opor memiliki rasa manis dan gurih, maka rasa pedas bisa ditemui di sambal goreng kentang sosis berbumbu merah ini," tunjuknya.

Suci juga memberikan taste yang berbeda pada lodeh olahannya. Rebung menjadi pilihan bahan bakunya. Suci yakin, rebung bisa dimasak menjadi empuk dan memiliki rasa yang khas.

Menurut dia, proses memasak lodeh rebung tidaklah sulit. Rebung tidak perlu direndam berlama-lama. Cukup diberi garam saat merebusnya, kemudian masukkan bumbu-bumbu rempah. Untuk menyegarkan tenggorokan usai makan bersama keluarga dan kerabat, lemon tea atau sirup manis dapat dijadikan pilihan.
(sindo//tty)

source : lifestyle.okezone.com

Nasi Goncang

Nasi Goncang yang Menggoyang Lidah.
NASI putih campur bumbu bisa digoyang dalam shaker berukuran besar. Hasilnya, nasi goncang yang tak kalah lezat dari nasi goreng.

Itulah kreasi unggulan yang ditawarkan restoran Nasi Goncang Mas Darmo, yang berlokasi di Jalan Muara Karang, Jakarta Utara. Menu bernama nasi goncang mas darmo ini sebetulnya berkonsep sederhana, yakni nasi putih dicampur bumbu sambal spesial, lalu dikocok dalam shaker yang biasa dipakai para bartender untuk mengocok minuman di kafe.

"Bedanya, shaker yang dipakai lebih besar ukurannya," sebut sang manajer restoran, Hendri Chandra.

Pria berkulit putih ini lantas menceritakan ide awal munculnya menu nasi goncang. Tersebutlah seorang tokoh kuliner asal Jawa Timur yang pernah mengalami masa sulit atau paceklik, termasuk dalam hal bahan pangan.

Saking sulitnya, tak jarang dia hanya makan nasi putih yang dicampur jelantah (minyak sisa penggorengan). Keduanya dicampur dalam wadah sambil diaduk-aduk.

"Nah, dari situlah ide nasi goncang berawal. Tapi, tentunya kami tidak memakai minyak jelantah, melainkan bumbu sambal yang digoreng dan ditambah ikan teri," kata Hendri seraya menyebutkan bahwa nama restoran Nasi Goncang Mas Darmo juga terinspirasi dari Darmo, sebuah kawasan di Surabaya.

Jika Anda bertandang ke restoran berkapasitas 400 orang ini, cobalah memesan nasi goncang. Pramusaji akan membawa termos berisi nasi beserta bumbu sambalnya, lalu mengocok nasi dengan shaker di hadapan Anda. Kocokannya sekitar 15-20 kali.

Setelah selesai, nasi bakal dimasukkan ke dalam mangkuk, dipadatkan, lalu diletakkan di atas piring. Bumbu yang tercampur merata membuat Anda tak perlu lagi memesan lauk pendamping nasi goncang.

"Bila berminat, pengunjung juga dapat memesan tingkat kepedasan yang diinginkan. Boleh sedang atau ekstrapedas," kata Hendri.

Menu ayam goncang mas darmo juga diolah dengan metode serupa. Potongan paha ayam yang telah digoreng dicampur dengan racikan sambal khusus, lalu dikocok dalam shaker. Jadilah ayam goncang yang lezat disantap sebagai lauk ataupun camilan mirip chicken wing. Menu lainnya yang juga mengundang penasaran adalah ayam smackdown.

Selidik punya selidik, rupanya ini merupakan menu ayam goreng utuh (satu ekor) yang dagingnya telah dicincang-cincang hingga berantakan menyerupai orang yang tidak berdaya akibat di-smack down. Ha-ha-ha, lucu juga.

Tak kalah unik adalah ikan banting yang metode pencampuran bumbunya adalah dengan membanting dan membolak-balik badan ikan dalam wadah berisi bumbu saus cabai.

Beberapa menu spesial lain yang layak dicoba, antara lain kepiting saus tomat, iga sapi, kepala ikan darmo, udang pasir mas, dan belut internasional. Sementara itu, kategori minuman juga tak kalah bervariasi.

Di antaranya jus taoge yang asam, bobo sling (jus isi jeruk, nanas, dan sirup stroberi), jus lidah buaya, jus terong belanda, dan jus jeruk nipis. Ada pula dua pilihan dengan tampilan unik, yakni red and white yang merepresentasikan bendera Indonesia, serta three colors perpaduan warna-warni yang berasal dari alpukat, sirsak, dan terong belanda. (sindo//nsa)

source : lifestyle.okezone.com

Custom Search